Monday, January 18, 2016

Kyoto, Japan Trip Part-3



Memasuki kota Kyoto kami disambut oleh hujan yang sangat lebat. Sesuatu yang ditakuti malah benar-benar terjadi. Semua obyek yang ingin kami jelajahi di Kyoto hampir semuanya berada di luar gedung, alias outdoor. Bagaimana mungkin kami berlari-lari sambil hujan-hujanan. Membawa kamera yang rentan air pula. Namun jika kami memilih terus berteduh di dalam stasiun, tentu waktu akan terus berjalan dan sebentar lagi keburu sore dan gelap. Sepertinya episode hari hujan di Sydney kembali terulang. Dilema.

Pagi itu, masih belum diperbolehkan untuk cek in oleh pemilik guesthouse. Solusinya adalah menitipkan barang, beli payung dan kembali ke stasiun. Mau pergi ke mana hujan-hujanan begini? Mau pergi ke hutan bambu Arashiyama. Tidak salah? hujan-hujan kok tetap nekad pergi ke hutan bambu? Ya begitulah cuaca memang kurang bersahabat hari itu, dan kami ingin mencoba mempertaruhkan keberuntungan kami, siapa tahu saat kami tiba di Arashiyama hujan sudah reda.
Arashiyama Bamboo Forest.
Kami pun segera meluncur dengan kereta menuju Arashiyama Station. Keluar dari kereta ternyata hujan bukan reda, malahan lebih lebat. Sangat lebat. Kami terpaksa berteduh di dalam stasiun hingga hujan sedikit mulai reda, lalu berjalan menuju hutan bambu dengan menggunakan payung. Jarak antara stasiun dan hutan bambu cukup jauh, dan satu-satunya cara adalah jalan kaki.
Saya sebenarnya paling malas jika harus hujan-hujanan ketika sedang mengunjungi suatu tempat. Apa mau dikata semua jadwal sudah fix dan kami akan melanjutkan perjalanan ke kota lain besok. Jadi terpaksa kami harus mencoba keberuntungan kami. Jika tidak kami tentu akan kehilangan spot ini.
Tiba di depan jalan kecil menuju hutan bambu, cuaca sedikit bersahabat dan menunjukkan tanda-tanda hujan secara perlahan mulai reda. Meski demikian tetap saja tidak nyaman dan sedikit kecewa karena jauh-jauh kemari ternyata tidak bisa optimal.


















Karena bajunya basah, kami memilih kembali ke guesthouse untuk berganti pakaian. Banyak waktu terbuang sia-sia di dalam perjalanan pulang dan pergi. Sungguh bukan ide yang baik. Seharusnya kami mempersiapkan baju kering di dalam ransel buat ganti, jika berpergian di saat hujan. Well, tentu ini sebuah pelajaran yang baik dan berharga buat trip berikutnya.

Baiklah, kami pun segera kembali melanjutkan eksplorasi kami ke kuil Kiyomizudera. Sampai di sana kami berpapasan dengan turis lokal yang baru saja keluar dari kuil itu. Dan kami diberitahu untuk berbalik arah karena kuil ini sudah tutup pada pukul 6 sore. Berrrrrrr……. sepertinya perjalanan di Kyoto ini banyak hambatan hanya gara-gara hujan yang merusak semua perencanaan awal. Out of schedule, and upside down.
Apa mau dikata, keadaan sudah tidak mungkin berubah. Hanya rencana kami yang terpaksa berubah untuk disesuaikan dengan keadaan. Lalu kami memutuskan untuk kembali lagi ke tempat ini besok pagi, sebelum kami berangkat menuju Fushimi Inari. Padahal sesuai rencana awal, besok pagi-pagi kami akan mengeksplore Fushimi Inari. Lalu meninggalkan Kyoto menuju Fukui. Tetapi sepertinya akan ada tempat yang harus dikorbankan. Lihat saja bagaimana keadaannya besok. Pasrah saja.


Gion
Karena gagal mengunjungi Kiyomizudera, kami naik bus menuju Gion. Jaraknya sangat dekat, hanya beberapa bus stop dari Kiyomizudera. Namun sekali lagi kami harus kecewa. Karena kami datang sedikit terlambat, para Geisha sudah keburu masuk ke dalam tempat kerjanya. Tetapi konon memang sangat susah untuk bertemu Geisha secara langsung. Sampai-sampai ada turis yang percaya bahwa hal ini berkaitan dengan faktor keberuntungan seseorang. Anda percaya? Saya sih tidak akan percaya hal tahayul seperti itu.
Terlepas dari dengan ada atau tidak adanya Geisha, Gion memang tempat yang layak untuk dikunjungi. Tempat ini masih sarat dengan budaya dan tradisi Jepang. Suasananya memang terasa berbeda jika dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.









Kuil Kiyomizudera.
Kami cek-out dari Tomato Guesthouse pagi-pagi, lalu menitipkan semua backpack kami di loker Kyoto Station. Kami memilih naik bus dari station menuju Kiyomizudera. Tiba di gerbang kuil ini langit terlihat cukup mendung. Semoga tidak hujan hari ini, saya berdoa dan memohon di dalam hati.
Pagi itu banyak anak-anak sekolah yang datang secara berombongan dan dipimpin oleh guru mereka. Turis belum begitu banyak. Pohon sakura di kuil ini masih bersemi meskipun tidak semerbak seperti yang kami saksikan di Osaka.
Kiyomizudera adalah kuil yang sudah sangat tua. Konon dibangun pada tahun 778 jauh sebelum Kyoto ditetapkan sebagai Ibukota Jepang pada zaman itu. Kuil ini berada di pertengahan Gunung Otowa, bagian timur kota Kyoto. Dan Kiyomizudera juga termasuk warisan budaya dunia yang dilindungi di bawah UNESCO.


















Komplek Kuil ini sangat luas, pastikan anda membeli tiket dan masuk ke dalam. Teman saya sebulan yang lalu ikut tur dari Jakarta, perusahaan travelnya cukup terkenal. Tetapi ternyata hanya berfoto-foto dari luar saja. Sudah bayar mahal, sangat disayangkan bukan?

Fushimi Inari
Meninggalkan Kiyomizudera kami naik kereta menuju Fushimi Inari. Maksud hati ingin mengejar waktu, malah banyak waktu yang terbuang. Kami buru-buru dan tidak melihat dengan cermat bahwa kereta yang kami naik ternyata tidak akan berhenti di Fushimi Inari Station. Kami terbawa jauh melewati beberapa station di depannya. Kami terpaksa turun dan menunggu kereta lain yang berbalik arah, yang akan berhenti di Fushimi Inari.



Tiba di Fushimi Inari, tempatnya sudah penuh dengan turis. Sulit untuk mengambil satu foto yang sesuai keinginan. Harus banyak mengalah dan menunggu. Akan tetapi ternyata sabar pun tidak cukup, karena tetap saja saya gagal untuk menghasilkan sebuah foto yang baik.
Secara singkat, Fushimi Inari adalah kuil yang berada di bawah kaki Gunung Inari. Kuil ini adalah kuil utama dari beberapa ribu kuil yang menyembah Inari, Dewa Padi. Fushimi Inari letaknya di bagian selatan Kyoto, dan menjadi sangat terkenal berkat ribuan Torii Gate, semacam gapura berwarna oranye yang dipasang berderet, menyerupai terowongan. Jika kita menyusuri Torii Gate ini, kita akan dibawa hingga hutan yang berada di kaki Gunung Inari.



















Setelah makan siang di deretan kios yang terdapat di depan komplek kuil, kami kembali ke Kyoto Station. Lalu transfer ke kereta yang akan membawa kami menuju Fukui. Sewaktu masih menunggu kereta , kami menjelajahi bagian roof top dari station ini. Di atas sana ada sebuah taman buat santai sembari menikmati pemandangan kota di sekitarnya.














Fukui berada pada jalur kereta antara Kyoto dan Kanazawa. Sesuai rencana kami akan bermalam di Kanazawa, dan dari situ kami akan naik Nohi Bus menuju Shirakawago keesokan  paginya. Namun dalam perjalanan menuju Kanazawa kami akan berhenti di Fukui Station, lalu naik bus menuju sebuah pantai yang keren. Hmm…rasanya semua sudah berjalan sesuai rencana, kecuali di Kyoto rasanya kurang lengkap akibat hujan turun sepanjang hari kemarin.

Mendekati stasiun Fukui, hari sudah sore dan cuaca mendung pula. Mengingat tempat yang akan kami jelajahi adalah pantai, minimal butuh waktu 3 jam untuk bisa kembali lagi ke stasiun. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi turun di Fukui dan langsung menuju Kanazawa.

Di Kanazawa, hujan turun sangat lebat malam itu. Kami mampir dulu ke kantor Nohi Bus yang berada di depan stasiun. Dan ternyata bus pertama dan kedua besok pagi sudah full, kami kebagian bus ke-3 yang baru akan berangkat sekitar pukul 11. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kereta yang pertama menuju Takayama. Menurut perhitungan waktu, dengan cara ini kami akan tiba di Shirakawago lebih cepat dibandingkan jika kami mengambil Nohi Bus yang ke-3 langsung dari Kanazawa.

Malam itu kami menginap di MyStays Kanazawa. Hotel ini masih baru, sangat nyaman dan highly recommended.
End.



Cherry Blossom In Osaka, Japan Trip Part-1
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/cherry-blossom-in-osaka-japan-trip-part.html

Hiroshima & Miyajima, Japan Trip Part-2
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/hiroshima-miyajima-japan-trip-part-2.html

Shirakawa-go, Japan Trip Part-4
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2016/01/shirakawa-go-japan-trip-part-4.html

Spot Terindah Untuk Melihat Gunung Fuji Di Kawaguchiko, Japan Trip Part-5

Kathmandu, Nepal

Xiahe, " A Little Tibet " The Majestic Of Gansu Part-2

Ganjia Grasslands, The Majestic Of Gansu Part-1

Danxia "Rainbow Mountain", The Majestic Of Gansu Part-3

Southwest Sumba & Treasure Part - 1
















4 comments:

  1. Untuk menjalani trip ke Japan dari part i sd 3 (Osaka, Hiroshima, Kyoto) perlu waktu berapa lama idealnya ? Kira2 susah gak ya naik kereta Japan Railway Pass,krna saya tdk bisa bhs Jepang ? Thks sebelumnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi Maria,

      Part 1 s/d 3 idealnya 6 hari 5 malam. hari ke 6 sore sdh bergerak menuju kota lain. JR pass gak susah. kami juga tdk bs berbahasa Jepang.

      Untuk masuk ke dalam stasiun jalur JR Pass itu khusus, kita tinggal unjukin JR pass dan passport kepada petugasnya.

      Setelah masuk ke dalam stasiun cari kereta sesuai dgn destinasi anda. Kalau tidak mengerti baca Map JR, bisa tanyakan kpd petugas meski bhs Inggrisnya terbatas tp bisa dimengerti.

      Delete
  2. Oya saya rasa msh ada lanjutannya, soalnya terakhir masih ada Kanazawa dan Takayama, mungkin part 4. Berapa lama waktu utk menyelesaikan trip ini idealnya (tidak terburu-buru ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. catper lanjutannya sedang disiapkan, sabar ya. Kami kemarin ambil 10 hari, tp ada 2 hari yang terbuang yaitu sehari transit di KL dan saat dari Tokyo menuju Osaka di hari pertama.

      Menurut saya idealnya 2 minggu biar tidak terburu-buru.

      Delete