Saturday, October 24, 2015

East Sumba, Land Of A Thousand Savannahs - Part 1



Tiba di Kota Waingapu, sekitar pukul 13.00 siang. Kami segera menuju Hotel Tanto, tempat kami akan menginap selama 3 malam di Sumba Timur. Meski sudah hari ke 4 tetapi badan tidak terasa capek sedikitpun. Bukan karena fisik kami kuat, tetapi semua ini lebih karena Tuhan memberkati perjalanan kami, dan menganugerahi kami kesehatan yang baik, dan cuaca yang baik di sepanjang perjalanan. Juga alamnya yang begitu fantastik dan tidak berhenti memberikan kami kejutan demi kejutan.
Kami pun seakan tenggelam dalam euforia tanah Sumba, dan telah terbawa terbang tinggi dalam semangat eksplorasi yang kian memuncak. Sekarang kami benar-benar siap menyambut segala tantangan dan kedahsyatan yang akan disuguhkan oleh kebesaran alam di Sumba Timur ini.

Bukit Warinding
Seluruh permukaan Bukit Warinding ternyata adalah savana. Bukit ini melingkar dan membentuk cekungan besar mirip sebuah kawah atau mangkok raksasa. Terserah kita mau berdiri, rebahan atau duduk di sudut manapun di bukit ini, tetap saja kita dapat menikmati seluruh keindahan yang berada di sini.

"Terserah kita mau berdiri, rebahan atau duduk di sudut manapun di bukit ini, tetap saja kita dapat menikmati seluruh keindahan yang berada di sini"
Di atas bukit ini tidak ada pohon sama sekali, sehingga hal ini tentu sangat menguntungkan dalam pengambilan foto bertema savana, karena luasnya pandangan kita ke segala penjuru di savana ini seakan tidak terbatas, dan tidak terhalangi oleh benda apapun.














Bukit Warinding ini letaknya persis di tepi jalan sebelum kita memasuki kota Waingapu. Untuk menghemat waktu agar tidak bolak balik, kami memutuskan untuk naik terlebih dahulu ke bukit ini, setelah itu baru masuk ke Waingapu.
Danau Warinding
Jika Bukit Warinding letaknya berada di sisi kiri jalan, Danau Warinding berada di sisi kanan. Meski kedua spot ini hanya berjarak beberapa ratus meter saja, namun kondisi alamnya sangat berbeda, perbedaannya seumpama langit dan bumi. Jika di Bukit Warinding savananya mengalami kekeringan hingga seluruh permukaannya berwarna coklat, di Danau Warinding justru tampak hijau dan sejuk. Tentu faktor utama perbedaan ini adalah sumber air danau yang menghidupkan dan membuat hijau alam sekitarnya.



Pantai Walakiri
Pantai Walakiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pantai berpasir pada umumnya. Yang membuat pantai ini menjadi unik adalah, tanaman bakau di sisi kiri pantai. Sebagaimana kita ketahui, tanaman bakau akan tumbuh sangat subur di habitat aslinya, yaitu pantai atau muara yang berlumpur.
Sedangkan di Pantai Walakiri sisi kirinya adalah pantai berkarang dengan lumpur bercampur pasir yang hanya berada pada lapisan atas, sehingga pohon bakau yang tumbuh di pantai ini menjadi kerdil mirip tanaman bonsai. Terutama beberapa pohon yang masih tersisa di sisi luar pantai ini kondisinya tampak sangat mengenaskan, sebagai akibat dari terjangan ombak.














Namun ironisnya kondisi ini bagi kita justru terlihat begitu eksotis dan bercitarasa seni yang tinggi. Padahal pohon-pohon bakau ini sedang menderita, mereka ingin berteriak meminta tolong, dan mereka sedang berjuang antara hidup dan mati. Lihat, mereka ada yg masih saling berpegangan, tetapi tidak sedikit yang sudah sendirian. Mereka hanya bisa menunggu hari-hari terakhir kapan akar mereka tercabut oleh terjangan ombak, mati, layu lalu hanyut seperti teman-teman mereka lainnya.

"Di situ, ada keheningan, ada kesepian yang mendalam di balik bayangan-bayangan hitam dari pohon-pohon bakau ini, yang tampak tetap berusaha tegar"

Keadaan segera berubah menjadi semakin mengharukan, di saat matahari mulai tenggelam. Di situ, ada keheningan, ada kesepian yang mendalam di balik bayangan-bayangan hitam dari pohon-pohon bakau ini, yang tampak tetap berusaha tegar. Meskipun bagi kita mungkin itu adalah sebuah momen yang sangat indah, namun saya tahu bahwa mereka tak berdaya, pasrah, sedih dan entah sampai kapan ia masih sanggup bertahan.














Pantai Watu Parunu
Jika di Sumba Barat Daya kita begitu exciting melihat Pantai Watu Malando, Pantai Banna dan Pantai Mandorak. Mungkin di Sumba Timur ini Pantai Watu Parunu adalah pantai pertama yang mampu memberikan perasaan yang sama. Pantai ini terdiri dari 2 bagian, sisi kiri adalah pantai berpasir yang juga melengkung dengan garis pantai yang lumayan panjang. Yang membuat pantai ini menjadi sangat spesial adalah sisi kanannya yang berupa pantai berkarang dengan tebing-tebing yang sangat spektakuler.


"Tebing-tebing ini begitu megah, sampai-sampai saya ada semacam perasaan seakan tiba-tiba kami  telah berubah menjadi kerdil ketika kami sedang berada di bawah kakinya"
Tebing-tebing ini begitu megah, sampai-sampai saya ada semacam perasaan seakan tiba-tiba kami telah berubah menjadi kerdil ketika kami sedang berada di bawah kakinya. Pemandangan di sisi pantai ini tampak begitu fantastik, dan diindah dengan ganggang hijau yang tumbuh subur di sejumlah batu yang berserakan di sepanjang pantai. Saya sangat yakin tempat ini bisa menjadi lokasi shooting yang sangat menakjubkan dan menjadi terkenal jika ada sutradara yang datang dan melihat secara langsung.
























Untuk bisa mencapai pantai karang dan tebing di sisi kanan ini, kita harus menunggu air laut surut. Saat kami datang ke sini, air laut surut sekitar pukul 12 siang. Konon waktu pasang surut air laut akan bergeser dari bulan ke bulan, jadi anda lebih baik pastikan bahwa anda datang di waktu yang tepat.
Pantai Waranu
Pantai ini letaknya tidak terlalu jauh dari Watu Parunu. Sisi kiri dari pantai ini berbukit, dengan karakter tebing yang sangat bervariasi. Mulai dari batu yang berlapis-lapis seperti kue lapis, hingga batu berukiran atau relief. Pantai ini tidak ada dalam perencanaan kami, namun berkat informasi dari warga setempat, kami akhirnya mendapatkan pantai yang masih virgin, fantastik dan sama sekali belum terjamah oleh penjelajah lain. Driver kami tidak tahu lokasi pantai ini, sehingga kami terpaksa membayar sebesar Rp 250.000 kepada seorang pekerja di Pantai Watu Parunu yang bersedia meninggalkan pekerjaannya untuk memandu kami.



















Pantai ini memiliki karakter yang sangat berbeda dengan Pantai Watu Parunu maupun pantai-pantai yang ada di Sumba Barat Daya dan Sumba Barat. Keagungannya melebihi semua pantai yang sudah saya singgung sebelumnya. Ini benar-benar dahsyat dan agung. Dari ujung ke ujung kami tidak berhenti dibuat terkagum-kagum oleh keindahannya dan keberagaman kekayaan pantai ini. Pasir saja berkilau-kilau di bawah teriknya sinar matahari.








"Tidak tahu kapan ia bekerja, juga tidak tahu bagaimana cara ia berkarya tetapi hasil karyanya begitu memukau dan menakjubkan"
Dengan menyaksikan tebing dan beragam jenis keunikan di pantai ini, saya baru menyadari bahwa alam itu sendiri adalah Master Art yang sesungguhnya. Tidak tahu kapan ia bekerja, juga tidak tahu bagaimana cara ia berkarya tetapi hasil karyanya begitu memukau dan menakjubkan. Lihatlah batu-batu ini, lihatlah ukiran-ukiran tebing ini. Benar-benar ajaib.
Di tebing ini juga terdapat sebuah terowongan pendek, sekilas mirip sebuah goa tetapi karena memiliki 2 akses, maka saya menyebutnya terowongan.









Pantai Watu Parunu dan Pantai Waranu selain adalah pantai terindah di Sumba Timur, juga merupakan kebesaran dan kekuatan alam di Indonesia. Benar-benar keren, dan saya merasa sangat beruntung telah berada di sini.







(................Bersambung)


Southwest Sumba & Treasure Part - 1
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/southwest-sumba-treasure-part-1.html

Southwest Sumba & Treasure Part - 2
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/southwest-sumba-treasure-part-2.html

Musim Gugur Di Nusa Penida
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/musim-gugur-di-nusa-penida.html

West Sumba - Nature & Culture
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/west-sumba-nature-culture.html

East Sumba, Land Of A Thousand Savannahs - Part 2
http://johntravelonearth.blogspot.co.id/2015/10/east-sumba-land-of-thousand-savannahs.html

No comments:

Post a Comment