Wednesday, January 21, 2015

Misool, Another Paradise Found In Raja Ampat ( Part 2 )




4. Berenang bersama Ubur-Ubur
Penemuan beberapa danau ubur-ubur di Misool mematahkan statement, yang selama ini mengklaim bahwa di dunia ini hanya 2 tempat terdapat danau ubur-ubur yaitu Palau dan Kakaban. ( foto underwater : Stephanie dan Sofjan Effendy ).

Danau ubur-ubur yang kami datangi duluan adalah Lenmakana. Untuk mencapai lokasi danau kami harus memanjat karang-karang yang tajam.


  




Sedangkan di pulau Karawapot kondisinya berupa tanah datar, bukan batu karang yang tajam, jadi cukup dengan trekking, tidak perlu memanjat seperti di Lenmakana. Jumlah ubur-ubur di sini jauh lebih banyak.





5. Memanjat bukit Balbulol.
Di bukit ini sebaiknya setiap sudut dijelajahi, anda akan mendapatkan view dengan sudut yang berbeda. Namun tetap perlu waspada karena sisi luarnya dari bukit ini adalah samudera, apabila terjatuh, akibatnya tentu fatal. Perairan di bawah kaki bukit ini persis tempat speeboat bersandar, ditemukan banyak tiram.




6. Gua "Putri termenung"
Gua ini unik karena terdapat 3 rongga di dalamnya. Mulut gua pertama lumayan besar namun tidak terlalu dalam. Untuk menuju rongga ke 2 kami harus merangkak melewati ruang yang sempit hingga sisi lain dari gua ini lalu masuk ke goa yang ke2. Di dalam gua ini terdapat sebuah batu mirip seorang putri sedang duduk termenung dengan rambut terurai dan seorang anak kecil duduk di dekat kakinya.

mulut gua pertama

merangkak menuju gua yang ke2

mulut gua yang ke2

ditemukan fosil pada gua yang ke2

batu Putri termenung

lorong menuju gua ke3
7. Dafalen
Di kawasan ini ada sebuah batu karang cinta, yakni batu karang berlobang besar membentuk LOVE. Tempat ini pula merupakan best spot untuk snorkeling karena banyak terumbu karang yang indah.








8. Mencari jejak pra sejarah di Sunmalelen.
Banyak ditemukan jejak telapak tangan dan lukisan purba di atas tebing, persis yang pernah saya lihat di Maros, Sulawesi Selatan. Apakah ada benang sejarah yang bisa ditarik dari 2 penemuan ini ?


Ada hal berbeda yang saya rasakan pada menit pertama saya menginjakkan kaki di Yapale, Misool. Jika di utara Raja Ampat seperti Pulau Arborek maupun daerah lainnya, masyarakat terasa lebih ramah dengan sorotan mata yang bersahabat serta senyuman yang hangat. Di sini, masyarakat lebih skeptis, satu hal yang paling nyata perbedaannya yaitu ketika saya membagikan permen kepada anak-anak di kampung Harapan Jaya, ada orang tua yang tidak berkenan, dengan raut wajah sinis dan berteriak memanggil kembali anak-anaknya. Masyarakat di kampung ini juga terasa lebih dingin atau acuh tak acuh. Entahlah, apakah mungkin ini akibat kami menginap di tempat milik seorang warga, yang konon tidak disukai warga sedesa itu karena arogansi sang pemilik beserta keluarganya.

Namun ada hal unik di desa ini, yaitu jika ada orang meninggal dunia, keluarga yang berkabung membuat tenda di depan rumah dan kaum ibu bergotong royong memasak untuk tamu di belakang rumah selama 7 hari berturut-turut. Lebih mirip sebuah syukuran bukan suasana berkabung dan ditutup dengan atraksi debus di malam ke7. Debus adalah sebuah atraksi mirip orang kesurupan dengan menusuk-nusuk benda tajam ke dada. Padahal mayoritas masyarakat di desa ini memeluk agama Islam. Budaya 7 harian semacam ini, ada kemiripan dengan masyarakat keturunan Tionghua zaman dulu, bahkan mungkin masih ada yang mempertahankannya hingga sekarang terutama di daerah-daerah. Siapa saja boleh datang menyaksikannya, sayang malam itu saya sudah terlalu lelah sehingga terlewatkan acara yang langka seperti ini.
Lain lagi halnya di kampung Yellu yang letaknya berada di seberangan kampung Harapan Jaya tempat kami menginap. Di sana kami menemukan banyak sekali anak-anak tetapi orang tua yang kelihatan hanya berjumlah satu dua orang saja. Sempat bertanya dalam hati ke mana orangtua mereka pergi, namun ketika menjelang sore pertanyaan-pertanyaan itu semua terjawab dengan sendirinya. Perahu demi perahu datang dan terus bersandar di dermaga kayu. Setiap perahu dipenuhi dengan penumpang dan ternyata semua penumpang ini adalah warga kampung Yellu, orang tua dari anak-anak yang sejak kami datang tadi, terus membuntuti ke manapun kami pergi. Para orangtua ini ternyata bekerja di tambak mutiara. Masyarakat di sini jauh lebih bersahabat. Saat kami meninggalkan kampung ini, anak-anak semua menghantar dan melambaikan tangan di dermaga.









Bingkisan siap dikirim buat anak-anak di Yellu

Paket dikirim via TIKI

Bingkisan sudah diterima

Jika anda datang ke Yellu, jangan lupa trekking ke atas sebuah bukit di belakang pemukiman warga. Dari atas bukit ini kita bisa melihat seluruh perkampungan ini, pemandangannya indah sekali. Namun bukit ini cukup terjal, naik dan turun perlu sangat berhati-hati.

foto: Chandra Adypranata

foto : Chandra Adypranata

Di distrik Misool Selatan total berjumlah 10 desa, namun kami hanya mengunjungi 2 saja karena aktivitas kami terkonsentrasi di atas kapal dan laut. Kami beruntung sekali bahwa trip ke2 ke Raja Ampat ini tetap dianugrahi cuaca yang baik, dan laut yang tenang di sepanjang perjalanan sehingga waktu tempuh 4 jam dari Sorong menuju Misool maupun sebaliknya terasa hanya sekejab saja. Pemandangannya sungguh takjub dan mengagumkan meskipun tidak semua pulau sempat atau bisa kami singgah.









Saat kembali ke Sorong kami mampir sebentar di Pulau Doom, sebuah pulau kecil di depan kota Sorong. Sekali lagi jangan lupa bahwa best time to visit Raja Ampat adalah bulan Oktober hingga Desember, dan jika anda punya waktu lebih banyak untuk 'explore' saya yakin anda bisa menemukan lebih banyak lagi sisi-sisi yang menarik karena kawasan ini luas dan benar-benar belum terjamah.


End.


Part 1
http://johntravelonearth.blogspot.com/2015/01/misool-another-paradise-found-in-raja_21.html

5 comments:

  1. Kalo disuruh memilih, bagus mana, Raja Ampat atau Missol ? Saya belom pernah pergi dua2nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Raja Ampat utara maupun selatan dua-duanya keren. Tetapi menurut saya biar tidak penasaran, Maria lebih baik ke bagian utara dulu karena icon Raja Ampat ada di sana.

      Jika ada kesempatan, pergi lagi ke Misool Raja Ampat selatan.

      Delete
  2. Keren...tulis terus biar Indonesia tenar.
    gua putri merenung namanya Lemnakana.
    gua yg ada gambar purba tapak tangan dll adl Sunmalelen.

    Berenang dg Ubur2 tanpa sengat di Karawapot. Satunya lagi kok lupa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you Susan,
      Danau yang pertama kita datangi yang harus manjat dan turun ke danaunya agak susah itu yang namanya Lenmakana. Saya sudah konfirmasi dengan Akbar. Saat kembali ke boat pada berenang di situ, dalam foto saya pakai kasur terapung berwarna kuning. Dalam catatan saya juga tercatat namanya Lenmakana.

      Delete
  3. Di sana signalnya susah ga yah? Soalnya waktu ke pulau tidung aja udah susah signalnya..
    kalo cari tips buat travel, banyak loh di websitenya rental mobil jogja semberani hehe (promo aja)

    ReplyDelete